Latar Belakang Konflik
-
Thailand dan Kamboja memiliki sengketa perbatasan lama. Wilayah yang disengketakan, seperti area di sekitar Candi Preah Vihear, sudah menjadi sumber gesekan diplomatik sejak lama. Antara News+1
-
Peta perbatasan antara kedua negara kompleks karena warisan kolonial Prancis, yang menyebabkan tumpang tindih klaim. Antara News
Daftar Situs Slot Tergacor dan Amanah
Login Situs Slot Dewajudi88
Eskalasi Militer Terbaru
-
Pada Mei 2025, terjadi bentrokan bersenjata antara pasukan Thailand dan Kamboja di perbatasan Chong Bok. Antara News+1
-
Kedua belah pihak menyepakati gencatan senjata dan menarik sebagian pasukan. Rmol.id
-
Namun ketegangan tetap tinggi: Thailand menuntut Kamboja menarik senjata berat, melakukan demining (pembersihan ranjau), dan menyelesaikan masalah kriminal lintas perbatasan sebagai syarat dialog damai. nationthailand
-
Dalam pernyataan resmi, pemerintah Thailand menegaskan akan menggunakan mekanisme bilateral seperti Joint Border Commission (JBC) untuk menyelesaikan konflik. Thai Government Media
Daftar Situs Slot Tergacor dan Amanah
Login Situs Slot Dewajudi88
3. Diplomasi & Hubungan Politik Dalam Negeri
-
Situasi konflik berdampak langsung ke politik Thailand: pembicaraan telepon antara PM Thailand Paetongtarn Shinawatra dan mantan PM Kamboja Hun Sen tersebar, menimbulkan kontroversi dan krisis kepercayaan. DW
-
Paetongtarn sempat dikritik karena nada pembicaraannya dengan Hun Sen, dan kemudian diskors oleh Mahkamah Konstitusi Thailand. AP News+2DW+2
-
Saat ini, Phumtham Wechayachai menjadi PM pelaksana setelah skorsing Paetongtarn. Wikipedia
Tindakan Kamboja: Militer & Kebijakan
-
Menyikapi ketegangan perbatasan, Kamboja akan menerapkan wajib militer mulai 2026 untuk meningkatkan kesiapan militernya. Kompas
-
Dari sisi diplomatik, Kamboja juga menghadapi tuduhan keras dari Thailand soal ranjau dan aktivitas militer di perbatasan. Reuters+1
Isu Keamanan Non-Konvensional
-
Kamboja menuduh Thailand melakukan “psychological warfare” di perbatasan dengan menyiarkan suara menyeramkan (seperti “suara hantu”) dari pengeras suara di kampung perbatasan, yang menurut pihak Kamboja mengganggu warga. The Guardian
-
Di sisi lain, Thailand menegaskan bahwa dialog damai tetap jadi prioritas, tapi syarat perdamaian cukup keras: demining, pembatasan senjata, dan penataan kriminal lintas batas. nationthailand
Perdamaian: Kesepakatan Kuala Lumpur
-
Pada tanggal 26 Oktober 2025, Thailand dan Kamboja menandatangani “Kuala Lumpur Peace Accord” di sela-sela KTT ASEAN di Malaysia. Wikipedia
-
Tapi, meskipun ada kesepakatan damai, ketegangan masih belum sepenuhnya mereda karena masalah seperti tuduhan ranjau belum jelas diselesaikan. The Washington Post+1
-
Bahkan Thailand sempat menunda pelaksanaan bagian-bagian dari kesepakatan damai itu setelah insiden ranjau yang melukai tentara Thailand. The Washington Post
Dampak Politik dan Stabilitas Regional
-
Konflik ini dianggap berpotensi mengganggu stabilitas kawasan Asia Tenggara. Menurut pengamat, jika konflik terus menerus, bisa memicu pengungsi, perdagangan senjata, atau kerusakan ekonomi lintas negara ASEAN. Rmol.id
-
Dari sisi diplomasi, hubungan kedua negara — yang sempat relatif hangat di masa lalu — kini memburuk drastis, termasuk penarikan duta besar oleh Thailand. Rmol.id
-
Krisis ini juga memperlihatkan betapa identitas budaya (misalnya kuil bersejarah seperti Preah Vihear) bisa menjadi pemicu konflik politik. Antara News
Kesimpulan dan Analisis
-
Konflik Thailand–Kamboja saat ini bukan sekadar soal perbatasan fisik, tetapi juga persaingan politik, identitas nasional, dan tekanan domestik.
-
Meski ada kesepakatan damai di Kuala Lumpur, jalan menuju perdamaian penuh tantangan karena isu ranjau dan kepercayaan antara kedua negara masih rapuh.
-
Politisi Thailand (khususnya dari dinasti Shinawatra) terkena dampak besar dari krisis ini — menunjukkan bahwa hubungan luar negeri bisa sangat berdampak ke politik dalam negeri.
-
Bagi ASEAN, konflik ini adalah alarm: kalau satu pasangan negara anggota saja bisa meledak, stabilitas kawasan bisa terganggu.




0 comments:
Post a Comment